Halaman:Si Umbut Muda.pdf/57

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

apa nan akan kuambil — umbut apa nan akan ditarik? Djika kuambil umbut pisang — umbut pisang penuh dirumah — tidak sama besar dengan dia.” Termenung pula ia kembali. Baru sebentar ia bermenung — dua bentar ia tertegun — memandang hilir dengan mudik — melihat kekiri dan kekanan — tampaklah enau sebatang. Berlari-lari ia kesana — ditebang sekali enau itu — lalu diambil umbutnja — diukur setinggi si Gelang. Umbut 'lah sudah diambil — berkata bapak si Gelang: „Nan dapat sekali ini — takkan mungkir lagi rasanja!”

Umbut enau dipikul pulang — berdjalan bergegas-gegas — berdjalan bergulut-gulut; napas sudah gedang ketjil — peluh 'lah menganak sungai — mengalir ketulang punggung — karena berat umbut itu. 'Lah serentang perdjalanan — 'lah dua renteng perdjalanan — hampir semakin 'kan dekat — dekat hampir 'kan tiba — tibalah ia tengah malam. Dientakkannja umbut itu — diletak dibawah lumbung — lalu naik sekali. 'Lah sebentar tengah rumah — berkata bapak si Gelang: „O upik, Puteri Gelang Banjak — upik djagalah dahulu — itu umbut sudah dapat — nan sama besar dengan engkau — nan tingginja setinggi 'kau — kubawa dari Kampung Teberau. Itulah dia tengah halaman — tindjaulah kepintu gerbang! — lihatlah kebawah lumbung!

Kononlah si Gelang Banjak — serta mendengar umbut dapat — hilang sekali penjakitnja; tegak ia kepintu gedang — lalu menindjau kehalaman — melihat ia kekiri kanan — memandang lalu kebawah lumbung; 'lah terputih umbut enau — 'lah terbelintang tengah halaman. Berbalik si Gelang tidur — mengempas-empaskan awak — meletjut-letjutkan badan — memukul-mukul

58