Halaman:Si Umbut Muda.pdf/56

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

sakit si Gelang Banjak — kadang ingat kadang tidak — kadang mengigau tak bertentu. Berkata si Gelang Banjak — berkata sambil menangis: „Kalau kehendak tidak dapat — 'kan mati malah badan diri:

Kaju kelat tumbuh dihilir,
berurat berbanir tidak.
Obat djauh, penjakit hampir,
bertawar selilir tidak.”

Berkata bapak si Gelang: „O upik, anakku sajang — katakan benarlah olehmu — kabarkan benar djelas-djelas! Apa nan akan hamba tjari — apa nan akan hamba ambil? Djauh boleh kami djemput — hampir boleh kami djangkau — tergantung boleh kami kait — asal sakit akan senang.”

Mendjawab si Gelang Banjak: „Djika iba bapak — djika sajang pada hamba — djika sakit hendak diobat — tjarikan malah hamba umbut — nan sama tinggi dengan hamba — nan sama gedang dengan hamba — keranah Kampung Teberau. Sebagai lagi petaruh hamba, lorong kepada umbut itu — tumbuhnja sebatang sadja — tidaklah boleh ia dibeli — tidaklah ia dapat ditukar!”

Serta mendengar kata itu — berdiri bapak si Gelang — berdjalan turun sekali — keranah Kampung Teberau. 'Lah serentang perdjalanan — 'lah dua rentang perdjalanan — hampir semakin 'kan dekat — dekat hampir 'kan tiba — tibalah ia disana — diranah Kampung Teberau. Duduk bermenung ia sebentar — tegak berpikir seketika — dibakar rokok sebatang — dikunjah sirih sekapur. Sedang dapat agak-agak — sedang datang kira-kira — berkata bapak si Gelang: „Umbut

57