Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/80

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

64

Hatta maka dengan berkat pertolongan kedoewa laki-bini dengan bersoenggoeh-soenggoeh hati itoe si Djamin poen sadarlah dengan sempoerna. Sesoedah ija dimandikan dengan air panas, dipakainjalah badjoe dan tjelana jang diberikan oléh njonja Fi itoe. Wah, boekan main djaoeh perbédaannja kalau dibandingkan dengan tadi pagi. Malanja jang tadi malap, sekarang bertjahaja, sebab perasaan badan dan hatinja senang; sekali-kali lijada ija segan dan maloe melihat moeka toewan roemah jang tertawa-tawa dengan ramah-tamahnja. Dengan kesedap-sedapan ija memakan roti-mentéga, jang diberikan si iboe itoe. Sementara itoe si iboe doedoek didekatnja diatas seboewah bangkoe. Dengan soeka dan senang hati ija melihatkan si Djamin jang kelaparan itoe, makan dengan amat gemarnja, sedang moekanja berseri-serimenoendjoekkan terima kasihnja jang tijada dapat dikatakannja.

„Sedap Djamin ?” tanja si iboe itoe dengan moeka manis. sedang baboe menoewangkan air kopi oentoek boedak itoe.

„Ja njonja! énak sekali,” djawab si Djamin, sambil menjapoe bibirnja dan menghabiskan rémah-remah jang ketinggalan di piring itoe. Mendijang emaknja selaloe mengadjari dija, bahwa makanan tijada boléh ditinggalkan terboewang-boewang.

Njonja itoe menjangka, si Djamin beloem kenjang lagi, laloe ija berkata: „Ambillah sepotong lagi, kalau engkau masih soeka,” seraja ija menoendjoekkan roti jang soedah dipotong-potong terletak bersoesoen didalam piring lain.

—„Terima kasih njonja, saja soedah kenjang.”

—„Barangkali engkau hendak membawa poelang barang doewa tiga potong”.

Djamin hendak berkata, tetapi lijada djadi, sebab ija segan dan maloe; ija soedah kenjang sekali, akan tetapi adiknja Djohan barangkali beloem makan soewatoe apa. Dengan kepingin ija memandang kepada roti itoe.

—„Ambil sadja kalau masih soeka, djangan maloe-maloe.”

—„Oentoek saja soedah sampai, saja soedah kenjang njonja. Tetapi kalau boléh saja hendak mengambil barang sepotong oentoek si Djohan”.

—„Djohan? Sijapa itoe ?"

—„Adik saja, njonja. Kami tjoema berdoewa bersaudara.” Njonja itoe tijada mendengar si Djamin mentjeriterakan kehi-