Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/79

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

63

Orang doewa laki-bini itoe tijada ajal lagi memberi pertolongan dengan spíritoes dan tjoeka. Baboe, jang kebetoelan datang pada waktoe itoe, disoeroehnja menghidoepkan api. Maka Djaminpoen memboekakan matanja serta melihat orang-orang, jang menolong dija itoe, seolah-olah mengoetjapkan terima kasih dengan matanja.

„Tjoba pergi beli air panas," kata Fi kepada baboe. Dengan segera baboe itoe berlari keloewar membawa oewang pembell air panas itoe.

Moeka jang moeram, mata jang redoep dan pemandangan jang lemas, jang tampak pada si Djamin itoe, menerbitkan piloe hati pada njonja Fi. Ija teringat kepada anaknja, jang soedah meninggal dalam tahoen jang laloe. Besar dan paras anak itoe, adalah seakan-akan roepa s! Djamin itoe.

„Boedak ini hampir seroepa anak kita jang soedah berpoelang. Lihatlah mata dan moekanja," kata si emak kepada si bapak, jang lagi berdiri termenoeng. Roepanja ijapoen teringat akan anaknja, bidji matanja jang tjoema seorang sadja. Akan tetapi apa boléh boewat, soedah takdir Allah mentjeraikan dija daripada anak kesajangannja itoe, jang lebih dihargaïnja daripada segala kekajaannja dan hartanja, béhkan lebih daripada badan dan njawanja sendiri. Tetapi itoe semoewa tijada dapat menolak oentoeng jang malang, sebagai boenji pepatah : Malang lijada dapat ditolak moedjoer tijada dapat diraih.

Sedjoeroes pandjang lamanja tijadalah kedengaran soewatoe apa didalam roemah itoe. Kong Soei dan Fi dijam djoega terkenang kepada hal-hal dalam tahoen jang soedah-soedah. Hanjalah djam dapoer kedengaran selatoe tijada beroebah-oebah boenjinja: tik-tèk-tik-tèk. . . . . . . . . .

Setelah sedjoeroes lamanja berboenjilah njonja Fi berkata: „Tanggalilah pakaiannja jang basah itoe. Saja pergi mengambil pakaian anak kita, jang masih ada saja simpan diatas, oentoek pengganti kain-badjoe boedak ini jang soedah jompang-tjamping itoe."

Sampai ditangga naik ke loténg tijadalah dapat lagi si iboe jang penjajang itoe menahan air matanja, karena hatinja amat sedih dan piloe; piloe melihat si Djamin jang malang dan sengsara iloe, sedih mengenangkan kehilangan anaknja dengan tijada disangka-sangka itoe.