Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/76

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

60

Si Djamin menggerakkan badannja, akan tetapi ija beloem sadar dari tidoernja.

Lagi sekali Kong Soei menggoentjangkan badan boedak itoe, sambil berkata: „Hé, mengapa engkau tidoer disini! Ajo bangoen!"

Boedak itoe djaga dengan terkedjoet. Ija menjangka ija di roemah emak tirinja jang bengis itoe. Dengan soewara jang poetoes-poetoes hampir tijada kedengaran, ija berkata: „Djangan dipoekoel! Saja tijada mendapat oewang jang lima poeloeh sén itoe; betoel tijada, meskipoen. . . . . . . ." Dengan sekonjong-konjong ija berhenti. Matanja jang baroe setengah terboeka karena kelopaknja berat, melihat moeka Kong Soei jang toewa itoe, jang mengawaskan dija dengan hérannja.

„Apa jang tidak dapat itoe ?"

„Setengah roepijah, jang saja mesti bawa poelang ke roemah." djawab si Djamin; laloe ija menjamboeng katanja itoe bertanja: „Tapi saja ini dimana ?"

Sekarang ija soedah djaga betoel-betoel dari tidoernja dan telah tahoe, ija tidak di roemah di Taman Sari. Badannja gementar kedinginan. Ija bangoen hendak berdiri, akan tetapi kakinja tijada bergaja lagi, oleh sebab kedoewa belahnja berat dan kakoe.

Tijada héran! Semalam-malamnja ija tidoer diloewar, dalam hoedjan jang lebat dan angin jang koewat serta dingin itoe. Sekali lagi ija mengoempoelkan kekoewatannja hendak mendjedjakkan kakinja jang sedjoek itoe, soepaja dapat ija berdiri.

Dengan mengeloeh „adoeh !" sebab kesakitan dapat djoega ija tegak dan matanja jang koejoe dan tjekoeng itoe memandang Kong Soei jang berdiri didepannja itoe.

Air moeka Kong Soei jang héran itoe telah beroebah; moekanja berkeroet sebab hatinja menaroeh belas dan kasihan melihat keadaan si Djamin jang malang itoe.

„Dari mana engkau datang ?" tanjanja dengan soewara lemah-lemboet dan moeka jang djernih, soepaja hati si Djamin djangan segan atau takoet. Mendengar soewara jang lemboet dan melihat moeka jang menoendjoekkan hati kasihan itoe, hilanglah takoet dan maloe si Djamin.

„Semalam-malam ini engkau tidoer di tempat jang basah ini ? Kasihan!" kata Kong Soei lagi, laloe ija menjapoe moeka dan