Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/75

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

59

djaannja jang sekarang ini Kong Soel dapat menolong sesamanja manoesija, bijarpoen bangsa apa. Ija mendjoewal obat itoe boekanlah teroetama karena mentjari oentoeng. Orang jang miskin kerap kali diberinja obat dengan pertjoema sadja dan lagi ija mendjoewal obat djaoeh lebih moerah dari toekang-toekang obat jang lain. Jang harga seringgit di tempat lain, didjoewalnja doewa roepijah," kata orang-orang jang berlangganan dengan dija. Sebagai lagi ija soedah lama melakoekan pekerdjaan itoe, ija soedah kenal betoel-betoel roepa-roepa penjakit jang bijasa dan tahoe akan obat jang moedjarab.

„Kalau anakmoe sakit begini, lekas mintak obat kepada Kong Soei," kata seorang perempoewan, waktoe ija poelang membeli obat kepada seorang perempoewan sekampoengnja. „Baroe seminggoe anak saja memakai obat ini, ja soedah hampir semboeh. Adoeh, tadinja soedah hampir poetoes harapan saja, karena soedah matjam-matjam obat saja tjobakan, tijada koerang penjakit anak saja itoe, malahan bertambah keras djoega."

Demikijanlah halnja maka Kong Soei mendjadi kenamaan, lebih-lebih diantara orang-orang kampoeng jang tijada mampoe berobat kepada dokter Belanda. Lagipoela tabi'atnja disoekai orang, karena ija pengiba dan sabar; lagi banjak orang jang beroetang boedi kepadanja.

Sedang Kong Soei doedoek mengisap rokoknja serta melihat orang jang laloe-lintas di djalan besar, terpandang oléhnja dibawah bangkoe didekatnja itoe seorang boedak tidoer, berpakaian kotor dan basah.

„Boedak apa ini?' berkata ija dengan héran. Laloe dihampirinja boedak jang bermoeka poetjat, jang pingsan itoe. Matahari jang memantjarkan sinarnja, boemi jang rijang roepanja, boeroeng-boeroeng jang berboenji dengan pelbagai ragam dan lagoe memoedji Toehan, hawa jang menjegarkan badan, semoewa itoe tijadalah dilihatnja atau didengarnja. . . . . . . ja, barangkali tijada akan bergoena lagi kepada boedak, jang terletak dengan tijada bergerak-gerak itoe, — si Djamin jang malang.

„Astaga!" kata Kong Soei, sambil meraba boedak jang terbaring itoe. Soekoer! ja masih hidoep; napasnja masih ada !" Maka ijapoen menggoentjang tangan boedak ito dengan perlahan-lahan akan membangoenkan dija.