Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/70

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

54

Seorang opas itoe kenal kepada bapak saja. Ija datang ke roemah bertjakap-tjakap dan memberi nasihat kepada bapak saja, saja disoeroehuja masoekkan sekolah. Oentoeng bapak ta' menoeroet adjarannja itoe. Saja ta' ingin masoek sekolah!"

Si Djamin mendengar perkataan kawannja itoe dengan soenggoeh-soenggoeh. Ija héran mendengar, kawannja itoe ta' maoe beladjar ke sekolah. Sedjoeroes pandjang ija termenoeng berpikir-pikir, laloe ija mengeloeh seraja berkata:

„Alangkah besar hati saja, kalau saja diterima di sekolah."

― „Apa beloem pernah engkau ke sekolah ?"

― „Beloem sekali djoega. Tapi kalau emak saja hidoep, tentoe saja mendapat peladjaran. Waktoe ja beloem mati, saja lagi ketjil, kerap kali ija berkata: „Kalau engkau soedah besar Djamin, engkau haroes masoek sekolah." Tetapi apa boléh boewat! Sekarang. . . . . ."

Si Djamin menoendoekkan moekanja, akan menjemboenjikan air matanja, jang djatoeh berlinang-linang itoe.

Kematian iboenja itoelah jang menjebabkan pertoekaran jang amat tjelaka dalam kehidoepannja doewa beradik. Iboenja, sebagai matahari jang menerangi sijang, soedah terbenam. Maka bertoekarlah terang-tjoewatja itoe dengan gelap-goelita, bertjampoer awan gelap, diarak angin jang sangat dingin. Apa djoega jang dipikir dan diangan-angankan oleh si Djamin akan melepaskan dirinja daripada kesengsaraan jang menimpa atasnja itoe, tijada djoega berhasil. Pertama ija masih kanak-kanak tijada berdaja dan kedoewa boekan dirinja sendiri sadja jang haroes dipeliharakannja. Oléh karena poetoes asanja itoe, kerap kali ija berkata didalam hatinja, meminta njawanja ditjaboet malakoe'Imaoet, soepaja ija boleh bersama-sama dengan iboenja, terlepas daripada siksa doenija, tempat kedoekaan jang tijada berkepoetoesan ini.

Boedak itoe bertanja poela: Kalau begitoe iboemoe soedah meninggal boekan?"

― „Soedah hampir doewa tahoen."

― „Dimana engkau tinggal ?"

― „Di Prinseslaan."

― „Dimana itoe ?"

― „Di Taman Sari."

― „Sijapa tempat engkau menoempang?"