Halaman:Seri Pahlawan, Abdul Moeis; 1980.pdf/46

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

airnya. Ia mengetahui bahwa perjuangan bangsanya untuk memperoleh kemerdekaan, semakin ditekan oleh Pemerintah Belanda. Banyak pemimpin yang ditangkap dan dibuang. Hati Abdul Moes pedih mendengar kejadian itu. Tetapi ia tak dapat lagi berbuat apa-apa untuk membantu perjuangan. Kemana saja ia pergi, tentu ada mata-mata Belanda yang mengikutinya.

Sebelas tahun sudah berlalu. Sudah sebelas tahun lamanya ia hidup sebagai orang buangan. Umurnya sudah semakin tua, sudah lebih dari lima puluh tahun. Pada waktu itu, yakni dalam tahun 1937, kepadanya ditawarkan pekerjaan sebagai pegawai kontrolir atau pengawas untuk daerah Garut. Ia ragu-ragu. Akan bekerjakah ia dengan Pemerintah Belanda? Makan gaji? Dan dengan cara demikian berarti membantu Pemerintah Belanda memeras bangsanya?

Moeis teringat kepada perjuangannya pada masa yang lalu. Ia berjuang untuk membebaskan bangsanya dari penjajahan. Kalau pekerjaan itu diterimanya, rasanya ia mengkhianati perjuangannya yang lalu. Ia akan mengkhianati pula teman-temannya yang sedang berjuang.

Tetapi ia mempunyai pertimbangan yang lain. Umurnya sudah semakin tua. Teman-temannya, yang kasihan melihat nasibnya, memberi nasehat, supaya ia menerima tawaran itu. Akhirnya Abdul Moeis mengalah.

Pekerjaan sebagai kontrolir itu diterimanya.

44