Halaman:Sepanjang Abad Sastrawan Sumatera Barat.pdf/181

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

an Yogya (1946-1948), Ketua Serikat Artis Sandiwara, Yogya (1946-1948), redaktur Majalah Arena, Yogya (1948), Ketua Akedemi Teater Nasional Indonesia, Jakarta (1955-1965), Ketua Persatuan Perusahaan Film Indonesia (1955-1970), Ketua Umum Lembaga Seniman Muslimin Indonesia (1962-1969) redaktur Majalah Gelanggang, Tjakarta (1966-1967). Selain itu, ia pun dikenal sebagai pendiri Majalah Patriot dan Pendiri Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini).

Walaupun Usmar Ismail dikenai sebagai tokoh perfilman dan dijuluki sebagai Bapak Perfilman Indonesia, perjalanan hidupnya yang mencapai usia setengah abad telah mewariskan sejumlah cerpen, sajak, dan naskah drama. Dengan demikian, memang ada sumbangan nyata yang diberikannya kepada perkembangan Kesusastraan Indonesia Modern. Sumbangannya yang besar dalam sastra modern kita, terutama kepeloporannya dalam kehidupan drama modern akan senantiasa dicatat.

Sebagai salah seorang perintis bidang tonil (sandiwara) Indonesia modern, Usmar Ismail dan kawan-kawannya mendirikan perkumpulan sandiwara yang dinamakan Maya