Halaman:Seni Patung Batak dan Nias.pdf/15

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
Gambar 1

kang sejarah kebudayaan Batak yang penulis kutip atanra lain:

" ... yaitu putra dan putri Dewi Siboru Daek/Dayang Parujar yang bernama Siraja Ihat Manusia dan Siboru Ihat Manusia (Ihat = pusat/asal) sesuai dengan terombo".[1] Diukir dan ditulis dalam tongkat mukjizat/malaikat/ sihir Tunggal Panaluan sebagai salah satu unsur asli sejarah Batak".[1]

Melihat bentuknya Tunggal Panaluan menyerupai sebuah tongkat penuh dengan ukiran bentuk manu­sia dan hewan dari pangkal sam­pai ke ujung secara berjenjang yang yang terbuat dari bahan kayu pan­jangnya lebih kurang dua meter. Ditinjau dari sudut sejarah tongkat Tunggal Panaluan dikalangan orang­-orang Batak memiliki arti pen­ting karena tongkat itu mengan­dung mukjizat dan mempunyai ke­kuatan gaib di samping memberi arti yang simbolis tentang tata krama kekeluargaan, dalihan nato­lu marga dan lain sebagainya. Pengertian simbolis yang terkan­dung pada tongkat Tunggal Panaluan secara terperinci Batara Sangti (Ompu Buntilan) menjelaskan kembali dalam tulisannya sebagai berikut:

" . . . . Tunggal Panaluan selain berarti, Pancang Tunggal juga berarti penunjuk jalan tunggal, bagi Ketuhanan, Perikemanusia­an, Kesusilaan, Falsafah Hidup dan Hukum. Jadi ada lima buah unsur sejarah dan kebudayaan Batak yang dianggap asli dan tak dapat dimungkiri yakni:


  1. 1,0 1,1 Batara Sangti (Ompu Buntilan), Sejarah Batak Penerbit Karl Sianipar Company, Balige Sumatra Utara, hal. 364.
6