Halaman:Sejarah Daerah Bengkulu.pdf/197

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

paling macet perkembangannya adalah kesenian. Sejak jaman Belanda, Inggris, Jepang bahkan sampai Republik Indonesia terbentuk kehidupan kesenian di Bengkulu belum bertumbuh subur. Apalagi dalam jaman Jepang di mana penderitaan yang parah dan kemiskinan batas benar-benar melumpuhkan kreasi-kreasi masyarakat. Kesenian tradisional khas Bengkulu seperti tari kejai, tari sapu tangan, randai dan lain-lain boleh dikatakan selama pendudukan Jepang tidak pernah dipestakan. Bahkan kesenian Tabot yang sebelumnya merupakan acara rutin, pada jaman pendudukan Jepang tidak pernah lagi diadakan.

  1. Pengaruh seni budaya Jepang.
Pengaruh seni budaya Jepang tidak menimbulkan terlalu mendalam di Bengkulu. Rakyat daerah ini mayoritas taat beragama Islam bahkan mendekati kepanatikan. Kebudayaannya berbeda dengan seni budaya Jepang. Pola tingkah laku orang-orang dari negeri matahari terbit itu tidak sesuai dengan iklim budaya Rakyat Bengkulu. Rakyat Bengkulu terpaksa untuk mengikuti segala kebiasaan Jepang.

186