Halaman:Sejarah Daerah Bengkulu.pdf/198

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Pengaruh seni budaya Jepang berumur amat pendek, yaitu selama pemerintahan pendudukan Jepang di Bengkulu.

Ajaran agama Islam tidak membenarkan bahwa menentang keras karena segala bentuk peribadatan yang mengarah kepada menduakan Tuhan. Tuhannya umat Islam hanyalah Allah Swt. Maka karena itu rasa masgul dan dendam dialami orang Bengkulu, apabila rukuk pada tiap hari ke arah matahari terbit.

Dipandang dari segi lahirlah, selama pendudukan Jepang pola hidup ala Jepang menjadi mode di Bengkulu bahkan bagi sementara orang terdapat gejala lebih Jepang dari orang Jepang sendiri. Mereka pakai cawat di tempat umum, kepala gundul pelontos, menyandang dan pakaian kimono ala Jepang pernah jadi mode di Bengkulu. Namun semua itu luntur kembali setelah pendudukan Jepang berakhir. Tetapi kesenian dan kebudayaan Jepang ada juga yang membekas pada hampir semua daerah pendudukannya. Kesenian bela diri Jepang seperti karate, sumo, yin yitsu dan lain-lain sangat di gemari oleh para pemuda

187.