Halaman:Sejarah Daerah Bengkulu.pdf/195

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

na potensi yang ada dikerahkan untuk menyokong garis depan maka hanya keahlian praktis atau ketrampilan bekerja yang mendapat penghargaan tinggi. Kemampuan yang intelektuil dan teori teori hanya dianggap omong kosong saja.

Semua harus serba cepat, tepat, terarah, dan perang Asia Timur Raya mesti dimenangkan Jepang. Itulah semboyan Jepang yang senantiasa didengung-dengungkan baik kepada para guru maupun anak didik. Akibatnya kurikulum tidak dipegang teguh bahkan diabaikan sama sekali. Hanya 30% dari kurikulum yang dituntut dibangku sekolah, selebihnya adalah untuk berkebun palawija dan menanam pohon jarak, serta latihan kemiliteran. Jelas bahwa dalam didaktik dan metodiknya ditekankan hanya pada aktivitas fisik. Pendidikan pertukangan seperti tukang lukis, tukang kayu, tukang batu sangat diutamakan. Mereka ini dikerahkan untuk membangun kubu-kubu pertahanan di sepanjang pantai Bengkulu dan dikirim ke kubu pertahanan terkuat di pulang Enggano. Sebagai bentuk formal pendidikan kemiliteran adalah Giugun, dan Heiho.

Untuk menjadi anggota Giugun atas kehendak sen-

184