Halaman ini tervalidasi
- Ketentuan ekonomi.
Kehidupan perekonomian rakyat Bengkulu pada jaman pemerintahan Jepang hancur sama sekali. Inflasi meningkat hebat akibat uang yang beredar tidak diimbangi dengan adanya persediaan barang di gudang-gudang. Hasil perkebunan sebagai produksi utama di Bengkulu sangat merosot, bahkan dengan diwajibkannya menanam palawija dan buah jarak, sisa-sisa perkebunan cengkeh, kopi, teh dimusnahkan dan diganti dengan tanaman-tanaman yang berfaedah untuk menyokong garis depan.
Impor dan ekspor barang-barang terhenti, akibatnya persediaan barang semakin menipis dan harga-harga jadi melonjak. Sementara para pedagang menutup toko-toko mereka menimbun barang-barang untuk persediaan konsumsi sendiri. Jepang dengan kaki tangannya masuk sampai, ke pelosok-pelosok pedesaan paling terpencil untuk menguras lumbung-lumbung beras orang desa. Pada waktu itu di tiap tingkat kecamatan Jepang mempentuk suatu jenis badan usaha, ke tempat mana penduduk wajib menjual berasnya dengan harga yang sangat rendah. Akibat-
178