Halaman:Sejarah Daerah Bengkulu.pdf/186

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Mengenai kehidupan para remaja pada waktu itu terlihat gejala adanya usaha dari pihak Jepang untuk menanamkan doktrin-doktrin militer dan semangat anti orang Eropa khususnya Sekutu. Hal ini terlihat dari berdirinya organisasi-organisasi ala Jepang seperti Seinendan, Geigun, Fujimkai, Heiho dan lain-lain, yang melatih mereka untuk berdisiplin militer dan memompakan semangat untuk memenangkan perjuangan di Asia Timur Raya. Efek sosial yang ditimbulkannya terlihat pada sementara pemuda sikap hidup meniru budaya Jepang. Anak-anak sekolah setiap pagi, diwajibkan melaksanakan senam pagi (Tai-so) membungkukkan badan ke arah matahari dan menyanyikan lagu ciptaan Jepang. Mata pelajaran di sekolah hanya 30 % merupakan pengetahuan umum yang dipelajari dibangku sekolah. Selebihnya adalah diperuntukkan latihan-latihan kemiliteran dan berkebun palawija dan pohon jarak. Mengenai kewajiban menanam tanaman palawija dan pohon jarak, pada tahun 1943 telah menjadi kewajiban rakyat di daerah Bengkulu sampai di pelosok-pelosok pedesaannya.

Pada permulaan Jepang masuk terjadi be-

175