Halaman:Sejarah Daerah Bengkulu.pdf/132

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bagai pedagang dan sesudah cakap berniaga dan mendapat untung mereka kembali. Hanya disayangkan, kebanyakan dari mereka mempunyai beban beberapa yang berat, karena dikelilingi oleh sanak keluarga yang tidak mampu.

Pemakaian bahasa Melayu (pada tahun 1916) sudah teratur. Karena letaknya yang terisolasi, maka kelihatan keadaan khas Bengkulu. Mengenai sifat atau kepribadian penduduk, C. Lekerkerker mengatakan, bahwa pada umumnya dalam keadaan makmur, teguh memegang pendirian , mempunyai harga diri yang besar dan kurang tertarik pada pekerjaan yang menghendaki sifat kerajinan.

Vinne kemudian mengatakan, bahwa kehidupan orang Melayu pada tahun 1843 agak makmur dan banyak pengangguran. Hal ini menimbulkan gejala negatif seperti makin besarnya permainan adu ayam dan judi. Pada jaman Inggris, tiap tahun biaya sejumlah 500.000 gulden untuk Bengkulu. Karena itu Vinne menganjurkan agar pemerintah Belanda mengadakan tindakan memperbaiki jalan, menjaga keamanan di jalanan dan melindungi pedagang.

121