Halaman:Rimba-Rimba.pdf/99

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

Sebenarnya Johan dan kawan-kawan juga tidak ingin bentrok dengan pasukan itu tadi malam. Namun salah seorang dari mereka menodongkan pistol di kepala Imron yang sedang berjaga. Untung saja Zakir datang.

Dengan sekali tendangan orang itu jatuh. Kejadian itu dilihat Ali. Dengan cepat mereka melumpuhkan tiga orang lainnya.

Sementara Johan juga melihat gelagat tidak beres waktu itu. Dengan mengambil jalan melingkar ke belakang pondok dia melihat seorang berbadan tegap dengan pistol di tangan.

Johan bergerak dengan cepat. Hanya sekejap dengan sebuah sepakan lelaki berbadan tegap itu rubuh.

Kemudian Mercka terus bergerak menelusuri pekatnya hutan. Di dalam hutan itu mereka menemukan bekas jcjak orang yang lalu lalang, Ada sisa-sisa makanan. Tak lama kemudian terlihat sebuah pondok.

“Apakah kita sudah sampai di Talang Babungo?” kata Ali.

“Belum. Masih sekitar dua jam perjalanan lagi,” kata yang lain.

Kemudian mereka mendekat. Di pondok itu mereka hanya mendapati seorang ibu-ibu. Dengan cepat ibu itu mengeluarkan bungkusan dari dalam rumahnya.

“Kalian pasti lapar. Ini ambillah,” katanya,

Mereka saling berpandangan mendengar kata ibu tadi. “Makantah. Kalian pasti lapar.”

Johan memandang ke arah teman-temannya. Perut mereka memang sedang lapar.

“Duduk saja. Tidak usah sungkan. Di sini sudah biasa, pasukan-pasukan rimba seperti kalian pasti lapar. Siapa lagi yang akan memasakkan nasi kalau bukan rakyat."83