Halaman:Rimba-Rimba.pdf/97

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

kini ia menangis. Ia merasa bertanggungjawab terhadap mereka.

“Maafkan saya.”

Kemudian ta mencabut belati dari gagangnya, berdiri dan ingin mengejar ke arah harimau itu lari.

Tapi tangkahnya tertahan. Empat orang anak buahnya ternyata masih bergerak.

“Komandan. Letnan,” teriak mereka.

Sekelebat bayangan terlihat begitu jelas. Beni mekihat dengan jelas wajah lelaki itu, bersih dan putih. Orangnya juga tinggi. Lelaki itu cepat menghilang di balik liarya semak-semak. Lelaki itu juga memandangnya. Pandangan hampa tanpa senyum. Kemudian menghilang.

“Siapa telaki itu? Kenapa dia menolong kami? Apa yang dilakukannya di tengah hutan ini? Atau jangan-jangan dia yang membuat kami seperti ini?” batinnya.

Letnan terus menggumam dalam hatinya. Ia tidak tahu apa yang terjadi. Kemudian keempat anak buahnya dilepas dari ikatan itu.

“Let... apa yang terjadi?”

“Saya juga tidak tahu. Siapa yang melakukan semua ini?”

“Entahlah.”

ia seperti dipermainkan. Ada orang yang melumpuhkan dia bersama keempat anak buahnya, kemudian ada orang yang menolong dari terkaman harimau.

“Ada apa semua ini?” teriaknya.

Anak buahnya tidak ada yang berani bertanya. Mereka masih shock.

Beni kembali mencoba berpikir, tapi otaknya tidak bisa bekerja.81