Halaman:Rimba-Rimba.pdf/75

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

"Ya lari," balas Johan sambil tertawa.

"Ya, kalau buya ditemukan tentu saja kita akan bisa dipertemukan juga dengan komandan tentara rimba. Kita akan menceritakan semua dan menyerahkan senjata itu ke mereka," kata Johan.

"Sekarang kita resmi menjadi salah satu bagian dari ratusan kelompok pasukan rimba yang beroperasi di dalam hutan. Nanti kalau bertemu dengan salah satu kelompok, kita masuk ke kelompok mereka," kata Johan.

"Lalu apa nama kelompok kita?"

"Harimau Campo..."

"Ya...Harimau Campo, ganas dan berbahaya."

Kemudian mereka terkapar di atas batu besar itu. Sedangkan Ali sibuk memasukkan tangannya ke sela-sela batu di dalam sungai. Dengan cara itu, ia dengan mudah dapat mengapit ikan dengan jarinya.

Pasukan Harimau Campo harus tidur di tepi sungai kecil itu. Seperti layaknya tentara sungguhan, jam tidur pun diatur. Mau tidak mau mereka harus mengikuti perintah Johan. Sebab, dia sudah diangkat menjadi komandan pasukan, selain itu hanya dialah satu-satunya yang mempunyai pengetahuan lebih di di bidang ketentaraan dari mereka. Kakeknya adalah pejuang kemerdekaan. Ayahnya pun begitu. Darah pejuang sudah mengalir dalam darahnya.

"Kawan-kawan, saya akan membagi tugas masing-masing. Demi keamanan pasukan kita, tugas masing-masing harus dijalankan. Setiap gerak-gerik kita harus diatur sedemikian rupa. Artinya, jika berjalan dalam hutan, harus ada perintis di bagian depan dan pengaman di belakang juga satu orang. Amankan parameter," ujarnya bergaya lagaknya seorang komandan.

59