Halaman:Rimba-Rimba.pdf/73

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

hebat. Kemarin suasana masih seperti biasa, mandi di Sungai, gembala kerbau, ke surau. Kemudian terjadi pemberontakan. Sekarang mereka memegang senjata.

“Ini bukanlah main-main, sebaiknya kita buang Senjata itu. Atau kita berikan kepada tentara rimba,” ujar Zakir.

“Sudah ada yang bisa memakainya?" tanya Johan.

“Belum,” mereka menggeleng.

“Kamil, ke sini,” katanya pada Kamil yang punya nama lengkap Ibnu Kanit itu. Kemudian Kamil mendekat. Johan memaksa Kamil memegang senjata itu dan menunjukkan cara-cara memakainya.

“Arahkan ke depan, lepaskan pengamannya, dan bidik sasaran...”

“Tidak nanti ada yang mendengar,” katanya.

“Ini hutan belantara,” kata Johan lagi.

“Dor dor..”

Kamil melepaskan dua tembakan. Untung saja Zakir yang berbadan kurus yang ada di depan cepat menghindari. Seketika ia menjadi pucat.

“Jangan tembak aku,” katanya.

Johan cepat bergerak dan merampas senjata itu secepat kilat.

“Kalau salah sasaran kita bisa menembak teman sendiri,” katanya.

Kemudian mereka memperagakan tanpa peluru.

“Dari mana kau tahu cara memakainya? Dari mana Senjata itu?” tanya Zakir.

“Ya...ya..” ujar mereka serentak.

“Apakah kamu menjebak kami?"

“Menjebak?”

“Ya, Kamu sebenarnya sudah masuk ke tentara rimba kan?”

57