Halaman:Rimba-Rimba.pdf/56

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

kita akan pergi? Hidup hanya sekali, jangan mati dalam pelarianmu. Tapi hadapilah kematianmu dengan gagah."

"Saya dengar pasukan rimba membentuk pasukan di sini dan akan menyergap di Alahanpanjang?" tanya Johan.

"Ya, pasukan rimba sangat marah karena warga banyak yang terhasut dan malah membakar rumah mereka sendiri, jadi sekarang kami dengar mereka akan balas menyerang," kata mereka.

"Jadi yang membakar rumah ini semua?"

"Ya, mereka yang membakar rumah mereka sendiri karena beredar isu siapa yang menyediakan rumah untuk pasukan rimba akan dibunuh tentara pusat."

"Hah...." Johan sangat terkejut.

"Jadi apa yang mesti kita lakukan sekarang?"

"Kampung ini sudah tidak aman lagi. Kalian tahu ada apa semua ini?"

"Tidak."

"Benar-benar membingungkan. Mengapa masyarakat yang membakar rumahnya sendiri. Siapa yang menyuruh?" kata Johan.

"Malah yang saya dengar sebaliknya. Menurut desas-desus, masyarakat takut kalau tidak dibakar akan dianggap komunis," kata Zakir menambahkan dengan versi lain.

"Komunis?" Johan tersedak.

"Ya."

"Sebentar, kalian tahu kemana keluargaku mengungsi?" tanya Johan. Tidak ada yang menjawab.

"Mereka bergegas, maaf kami tidak sempat menanyakan. Saya datang, rumahmu sudah jadi abu," jawab Kamil.{{rh||42|}