Halaman:Rimba-Rimba.pdf/55

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

Kampung itu sudah hangus. Tapi tidak ada bekas terjadinya baku tembak pasukan pusat dengan pasukan rimba. Lalu siapa yang melakukan itu semua?

Johan kian tidak mengerti. Ia tidak bisa menduga kemana keluarganya berangkat.

"Ayah......."

"Mak.... Di mana kalian?"

Johan ingat pesan ayahnya sebelum berangkat dulu.

"Jika negeri ini bergolak, jangan pikirkan kami. Selamatkan dirimu. Insya Allah, kita pasti bertemu lagi."

la yakin hal itu akan terjadi. Ia yakin ayah dan ibunya dalam masih hidup saat ini. Ia bisa merasakannya. Namun ia tidak bisa menebak di mana ayah dan ibunya sekarang. Yang dipikirkannya ialah apa yang akan dilakukannya sekarang? Apakah ikut mengungsi bersama rakyat di hutan-hutan, ataukah akan bergabung dengan tentara rimba.

Di saat ia masih kebingungan muncul Kamil dan Zakir.

"Kalian rupanya?"

"Ya. Kami masih di sini," ujar mereka.

"Kalian tidak ikut mengungsi?" tanya Johan.

"Mengungsi?" kata Kamil heran.

"Kemana?" tanya Zakir serentak.

"Rimba." ujar Johan.

"Ah tidak," kata mereka serempak.

"Ayah dan ibu sudah saya titip kepada tetangga", ujar Zakir lagi.

"Kita tidak boleh jadi pengecut. Ini perang kita. Tentara pusat itu datang untuk menghabisi kita semua. Menghabisi generasi Minang, adat, budaya, agama. Ini perang antar partai PKI dan Masyumi kawan. Ulama dan komunis. Sampai kapan kita akan jadi pengecut? Kemana

41