Halaman:Rimba-Rimba.pdf/54

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

"Apa? Pasukan rimba?"

"Ya."

"Tapi mereka kan di pihak kita?"

"Makanya, mereka akan mencegat pasukan pusat di rimba Alahanpanjang. Lalu kenapa penduduk yang mesti mengungsi?”

"Mereka takut."

"Saya lihat ayah, ibu, serta adik-adikinu sudah dua hari yang lalu pergi mengungsi."

"Pergi?"

Johan berpikir, secepat itu pasukan pusat datang. Ia juga berpikir tentang truk itu.

"Ya. Mengungsi."

"Mengungsi? Kemana?"

"Entahlah. Waktu itu mereka sangat bergegas."

Mendengar jawaban itu, Johan langsung bergegas menuju rumahnya. Ia sangat terkejut melihat rumahnya sudah rata dengan tanah. Asap masih mengepul dari sisa-sisa bangunan yang terbakar. Tanpa sengaja, dari sudut matanya keluar setetes embun dingin. Rumah kenangan. Keluarga yang pergi entah kemana. Adik, ayah, ibunya. Ohh....pilu merasuk di ulu hatinya.

"Siapa yang melakukan semua ini?" teriaknya.

la terkejut, rumah gadang itu sudah tidak ada lagi. la berusaha mencari-cari kalau ada barang-barang yang tertinggal, namun usahanya sia-sia. Semuanya sudah hangus. Tapi ia masih untung karena orang tuanya sudah pergi sebelum rumah itu terbakar.

Seteleh dilayangkan pandang ke belakang, ternyata rumah-rumah tetangga lainnya juga sudah rata dengan tanah. Ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Beribu perasaan hampa hercampur dalam kebingungan.

40