Halaman:Rimba-Rimba.pdf/48

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba


"Aie Dingin?" lelaki itu bertanya.

"Ada apa?”

"Tidak ada apa-apa. Ya, setidaknya untuk menjaga Aic Dingin dari jamahan antek-antek komunis."

"Apa? Komunis?"

"Ya. Mereka sudah mendarat dan akan menyebar dengan cepat."

"Dari mana Bapak tahu?"

"Ha ha ha...seorang mantan mata-mata masih punya banyak mata dan punya banyak telinga."

Johan terhenyak. Semula ia masih ragu-ragu untuk mendengar lebih lanjut. Karena ia pikir, ini hanya persoalan PRRI dengan tentara pusat. Namun jika sudah menyangkut komunis dan PKI, tidak ada alasan. Ia mesti ambil bagian. Lagipula, di tengah situasi tak menentu, apa yang bisa diperbuatnya. Lelaki tua itu bisa siapa saja, barangkali agen komunis yang akan membunuhnya jika ia lengah.

"Baiklah. Lalu apa isi truk ini?"

"Cuma senjata untuk modal pemberontakan."

"Senjata?"

"Ya. Senjata untuk modal berperang. Kita tidak akan bisa menang kalau tidak ada senjata bukan?"

"Dari mana semua ini berasal?" selidik Johan yang waktu itu masih menganggap semua hanya candaan lelaki tua itu.

"Ini bantuan cuma-cuma dari Mister Tua.”

"Mister Tua? Maksudnya?"

"Ha ha ha. Nanti kamu akan tahu sendiri apa maksudnya."

Tepat di pos Simpang Nan Ampek, beberapa penjaga menyetop truk yang mereka tumpangi.

34