Halaman:Rimba-Rimba.pdf/47

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba


"Sekam. Cuma itu," seutas senyum menyembul dari bibir tua itu. Setidaknya kali ini ia berusaha tersenyum karena jalanan relatif aman.

Truk berhenti mendadak. Johan menekan pedal rem.

"Saya tidak mungkin mengorbankan nyawa untuk sekam makanan kuda."

"Baiklah. Karena kamu sudah saya anggap sebagai anggota tentara rimba, saya akan berterus terang." ujarnya mulai menggoda Johan. Johan menebak lelaki tua ini pasti ahli psikologi yang bisa bermain dengan perasaan. Kini pikirannya mulai sedikit tenang karena tidak terdengar bunyi pesawat lagi.

"Tentara rimba? Pak..., saya cuma menolong membawa truk ini. Lagipula saya hanya menumpang untuk pulang. Bukan berarti saya tentara rimba kan?”

"Mau tidak mau, kamu mesti terlibat. Dan sekarang contohnya, wajah kamu sudah dikenali intel-intel tentara pusat. Jangan-jangan di antara intel tadi ada agen Sabirin. Mereka akan memburu kamu," katanya menakuti Johan.

"Agen Sabirin? Siapa dia?"

"Agen komunis yang handal. Ia mengerikan. Sudah terlatih."

"Baik saya akan bantu, Tapi hanya sampai Alahanpanjang. Setelah itu Bapak yang bawa truk ini lagi."

"Ha ha ha. Saya tidak bisa bawa truk."

Johan mendelikkan matanya.

"Anak muda. Tanah airmu sedang bergolak. Negerimu sedang butuh bantuanmu. Tidakkah Kau peduli. Setidaknya untuk menjaga kampungmu. Apa nama kampungmu?"

"Aie Dingin."

33