Halaman:Rimba-Rimba.pdf/44

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

jalan-jalan situasi serba mencekam. Banyak orang yang memandang curiga atau menyetop mobil itu.


"Apa isinya?"

"Sekam untuk kuda?"

"Kuda di mana?"

"Surian."

"Baik, jalan," ucap salah seorang di pos jaga.

Johan mulai curiga. Perkataan mereka seperti kata sandi didengarya.


Jalan-jalan sudah mulai dijaga. Hampir tiap sepuluh kilo meter ada satu pos. Johan sendiri tidak tahu pasukan mana yang ada di pos itu. Yang jelas ia tidak melihat seorangpun petugas berbaju loreng. Berarti yang menjaga adalah tentara PRRI?

Ketika sampai di kebun teh, kebun terkenal peninggalan Belanda itu, terdengar suara mendengung di udara. Semua yang ada di dalam truk saling pandang. Kemudian tiba-tiba dari arah langit bagian utara sebuah pesawat menukik tajam.

Sopir membanting stir ke arah pepohanan di sisi kanan. Namun terlambat. Pesawat itu sudah kian mendekat. Semua yang ada di truk itu berhamburan keluar.

Johan langsung melompat turun dan bersembunyi di balik sebuah batang kayu. Sementara sopir truk masih berusaha untuk menyelamatkan truknya.

Tembakan-tembakan dari pesawat terdengar mendesing dan menyayat. Sopir truk melompat keluar. Namun malang baginya, ia tertembak.

Sebuah peluru menembus dadanya. Ia terkapar. Sementara orang tua yang tadi berbicara dengan Johan tidak kelihatan entah menyuruk dimana.{[rh||30|}}