Halaman:Rimba-Rimba.pdf/43

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

"Ke Surian, mengantar barang-barang ini?" katanya pelan.

Kemudian ia melihat ke sudut. Di sana terdapat beberapa karung dan juga beberapa peti.

"Apa isi yang di karung Pak?" tanyanya lagi.

"Sekam untuk makanan kuda? Di Solok ini kualitas sekamnya bagus, tidak sama dengan sekam yang ada di Surian. Walau keadaan sudah kacau Nak, tetapi kuda-kudaku harus tetap makan. Hanya kuda-kuda itulah tumpuan keluarga kami.”

“Ooo."

"Kuda?"

"Iya. Memangnya kenapa?"

"Tidak apa-apa."

"Diambil dari huller di Solok ini? Beras solok terkenal nikmat, sekamnya pun lezat di lidah kuda," tambahnya.

"Ya."

Johan memutar otaknya. Sepanjang yang ia tahu di daerah Surian tidak ada orang yang memelihara kuda. Jangan-jangan orang ini salah ucap. Tapi ia tidak mau terlibat lebih jauh. la tahu, hal itu tidak menguntungkannya. Jangan-jangan orang-orang itu memang komunis dan mereka tahu ia adalah santri di Padangpanjang. Pistol itu akan meledak atau sebuah golok mendarat pelan-pelan di lehernya ketika ia sedan lengah.

"Sreett..."

Lehernya putus. 'Aku tidak boleh lengah," ujarnya.

Truk itu terus berlari. Walau jalan berlobang dan sempit, namun sopir terlihat lihai. Lobang-lobang di jalan tidak ada artinya. Semuanya dihantam begitu saja. Di

29