Halaman:Rimba-Rimba.pdf/40

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

"Allahuakbar..."

"Alhamdulillah…"

Mereka saling berangkulan dengan wajah ceria.

Johan dan Rusman terus berpegangan ke salah satu besi pengaman di kereta itu. Sepanjang jalan mereka melihat banyak orang yang mengungsi dari rumah. Mereka membawa tas, karung bahkan juga ada ternak.

Tepat di terminal Kota Solok, kereta berhenti. Ternyata kondisi di Solok belum seperti Padangpanjang. Belum ada bom yang dijatuhkan. Namun masyarakat sudah banyak yang mengungsi ke tempat-tempat yang aman. Kabar yang tersiar, sekarang ini pasukan pusat akan segera masuk ke pusat kota.

Tiba-tiba kereta berhenti. Johan dan Rustam melompat dari kereta itu. Lama mereka terdiam. Duduk di pinggir sebuah toko yang sudah ditutup. "Sekarang kemana kita?" ujar Rusman berucap.

"Ini perpisahan kita kawan. Jika perang ini selesai, mudah-mudahan kita bertemu lagi," ujar Johan.

"Ya. Semoga saja cepat berhenti. Apa yang akan kamu lakukan di Sijunjung nanti?"

"Entahlah. Mungkin saya akan bergabung dengan pasukan rimba. Kamu sendiri?"

"Belum tahu, yang penting segera sampai di kampung dan bertemu dengan keluarga dulu."

"Baik kawan. Saatnya kita berpisah." Tanpa banyak kata-kata, mereka berpisah. Menghadang nasib masing-masing.


***

26