Halaman:Rimba-Rimba.pdf/35

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

teman seusianya sudah mempunyai beberapa orang anak. Namun dia belum memikirkan untuk berkeluarga.

"Saya masih ingin menuntut ilmu, Ayah,” katanya suatu ketika.

Satu per satu santri-santri itu kian mendekat ke depan. Mereka ingin mendengar dengan sejclas-jelasnya perkataan Guru Yunus tentang situasi terkini yang tengah terjadi. Aljabar, bahasa Arab, atau bahasa Inggris yang menjadi pelajaran kesukaan mereka sudah tidak menarik lagi. Mereka lebih senang mendengar kabar tentang mendaratnya tentara-tentara pusat di Pelabuhan Teluk Bayur beberapa hari lalu.

"Saya dengar di radio, pasukan itu hampir menguasai Kota Padang. Dari Padang tentu mereka akan ke Lubuk Alung, Sicincin, Kayutanam, dan akan sampai di Padangpanjang. Pejuang yang semula berada di pusat kota sudah ditarik ke daerah pinggiran, ada juga yang lari ke Lubuk Alung dan Sicincin. Mungkin, di sana mereka akan menghadang pasukan pusat," kata Guru Yunus.

"Apa hanya ke daerah utara ini saja Pak. Ke daerah selatan seperti Pesisir Selatan dan Solok bagaimana?" tanya Johan seketika.

"Saya dengar dari radio, mereka juga akan menghadang di Sitinjau Laut. Tapi kabamya itu hanya dalam jumlah yang kecil. Pasukan kita sudah masuk ke hutan di Solok dan hutan Payakumbuh yang berbatasan dengan Pasaman dan Riau. Malah tentara pusat yang datang dari Pekanbaru juga akan dicegat di Kelok Sembilan."

Sejak masuknya pasukan pusat suasana jadi kacau. Santri sudah bersiap-siap meninggalkan asrama. Pengurus pesantren menyerahkan semua keputusan kepada para santri, apakah mau pulang atau terus belajar.

21