Halaman:Rimba-Rimba.pdf/20

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba


Angkatan Darat yang kian meruncing. Ia mesti segera mengambil tindakan yang cepat sebelum terlambat.

Kini ia merasa sendiri dan betul-betul memikul sebuah beban yang maha berat. Dadanya terasa berguncang. Sebuah tugas maha penting berada di pundaknya. Sebuah resiko yang sangat dahsyat akan terjadi jika ia gagal dalam misinya, menyampaikan surat itu ke tangan Ahmad Hussein.

Otaknya seakan beku beberapa saat. "Kau akan beroperasi di kampungmu sendiri. Melawan orang-orang yang dikenal, tetangga, orang kampung, atau bahkan keluarga, teman sepergaulanmu dulu. Memang sulit. Siapa kawan dan siapa lawan tidak jelas." Samar-samar ia seperti mendengar suara sang komandan.

Ranah Minang. Negeri seribu satu ulama itu, sebentar lagi akan luluh lantak diamuk perang saudara.


***

6