Halaman:Rimba-Rimba.pdf/183

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

“Kalau meleset dalam jarak 15 meter itu keterlaluan,” sahut Zakir lagi. Tak lama kemudian mereka ketuar dari persembunyian dan mengendap-endap keluar. Satu persatu senjata dilucuti dan mereka dikumpulkan dalam pondok itu.

“Cepat kita harus bergegas,” kata Johan.

Mereka pun bergegas meninggalkan tempat itu. Hampir sore baru mereka sampai di Sungai Abu.

“Sekarang bagaimana?” tanya Johan.

“Saya hanya tahu sampai di sini,” kata Mirus.

"Zakir usahakan sesuatu.”

“Baik.”

Kemudian Zakir duduk. Mulutnya komat-kamit. Ia ingin menembus ruang dan mencari pintu masuk dengan ilmu kebatinan yang dipunyanya.

“Ayo..” kata Zakir,

Mereka pun mengikuti Zakir.

“Ayo cepat,” kata Johan. Kemudian mereka bergegas mengitari timur perkampungan. Mereka mengikuti jalan terjal.

“Saya yakin dekat sini,” kata Zakir. Kemudian Johan mencoba kontak batin dengan Buya.

“Kau sudah sampai...”

“Sudah sampai...” hanya itu suara yang didengarnya.

Johan jadi bingung dimana mereka bersembunyi. Ia hanya memandang di sekelilingnya semak belukar yang tinggi. Namun tiba-tiba dia melihat semak-semak bergoyang. Mereka terkejut dan bersiap menghadang.

Sorang bermata sipit keluar dari balik semak-semak itu.167