Halaman:Rimba-Rimba.pdf/161

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba


sesampai di sana mereka terkejut melihat apa yang terjadi. Lelaki yang punya bekas luka di pipi kirinya itu berbicara dengan lantang.

“Siapa yang mendukung PRRI rasakan sendiri akibatnya.”

“Rumah kalian dibakar, kalian dibunuh..."ujar yang lain.

Kampung Aic Dingin geger.

Rumah Walinagari sudah dibakar. Sebentar lagi ten tu saja giliran rumah kepala jorong dan sebentar lagitentu giliran rumah-rumah penduduk.

Setelah api mengecil mereka tidak mendapati adanya jejak-jejak manusia di dalam bara yang memerah Itu.

“Kalau ada orang yang terbakar biasanya kepalanya meletus,” ujar seorang dari mereka.

“Tidak ada Pak Wali?”

“Pak Wali menghilang.”

“Sukurlah.”

Mereka bertanya-tanya kemana walinagari mereka pergi.

Beberapa orang kemudian mendatangi rumah Buya, Mereka cemas selanjutnya OPR itu akan membakar rumah Buya.

Mercka mengendap-endap masuk ke rumah buya.

“Assalamualaikum...”

“Wa'alaikum salam...” ujar buya pelan.

“Mereka membakar rumah Pak Wali Buya.”

“Ya, saya sudah tahu.”

“Lalu apa yang mesti kita lakukan sekarang?”

"Kita tunggu saja perkembangannya, kalian hati-hati saja. Sedapat mungkin persiapkan barang-barang


145