Halaman:Rimba-Rimba.pdf/160

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

Syafei tersentak.

la tidak menduga kalau orang-orang OPR itu akan bertindak sejauh itu.

“Kumpulkan barang-barang yang dirasa perlu. Kita akan pergi sekarang juga.” Syafei ingin membantah. Namun ia tahu siapa lelaki itu. Ia sudah bersahabat dengannya sejak puluhan tahun silam. Tidak mungkin Informasinya salah. Dia adalah komandan PRRI di sektor Pantai Cermin.

Malam itu juga, dia membangunkan Maimunah, anaknya kemudian dan menghilang di balik kerumunan malam.

Mereka pun menuju kampung-kampung pelarian yang dirasa aman.

Tidak beberapa jam setelah kepergian mereka, beberapa orang tidak dikenal mendatangi rumah itu.

Lelaki yang punya bekas luka di pipi kirinya memberikan aba-aba pada temannya yang ain. Tangannya digoreskan ke lehernya.

Orang yang dituju pun mengangguk.

Tak lama kemudian beberapa orang mendobrak pintu.

Rumah itu digeledah. Namun mereka tidak menemukan apapun di dalam rumah itu.

“Kosong...”

“Apa?”

“Ya, tidak ada orang lagi. Mereka sudah pergi.”

“Bakar rumah im,” teriaknya.

Kemudian mereka menyiramkan minyak tanah ke dinding rumah itu. Tidak lama kemudian api besar membakar habis rumah itu.

Beberapa penduduk yang semula terkejut karena kebakaran itu cepat menuju rumah Syafei. Namun


144