Halaman:Rimba-Rimba.pdf/16

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba


macam pikiran buruk pun mencuat di benaknya. Tetapi untuk bertanya lebih jauh, ia tidak berani.

Ketika beristirahat sejenak di beranda rumah, seorang datang lelaki tergopoh menghampirinya. Membisikinya sesuatu. Tak lama kemudian, dengan wajah yang sama-sama tegang, mereka berdua pergi menembus malam. Ia tidak sempat bertanya lebih banyak kepada lelaki itu, yang ia tahu, ia mesti segera berangkat, ada sesuatu hal yang sangat penting yang akan terjadi, dan celakanya itu melibatkan dirinya.

Tak lama kemudian mobil berhenti di depan sebuah gedung. la terpurangah. "Let, bukankah ini?"

Belum hilang rasa terkejutnya orang yang dipanggilnya Letnan itu, turun dari mobil. "Ayo turun," perintah si Letnan. Ia menuruti saja kata-kata yang didengarnya terkesan berupa perintah itu. Terpaksa ia turun dari mobil dengan penuh tanda tanya.

Dengan langkah kurang yakin, ia turun dari mobil mengikuti langkah kaki sang Letnan. Mengetahui ada orang yang datang, pintu dibukakan dari dalam. Beberapa penjaga di pintu itu disapa dengan hangat olch Letnan. Sepertinya mereka sudah sangat kenal, atau bahkan sudah terlihat akrab. Seorang dari mereka membakar sebatang rokok dan memberikannya kepada sang Letnan. "Bagaimana situasi? Sudah lama saya tidak datang ke sini," ujarnya sambil berjalan masuk. Sepertinya ia tidak menginginkan jawaban atas pertanyaannya tadi. Hanya basa basi belaka.

2