Halaman:Rimba-Rimba.pdf/158

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

“Ya, siapa?”

“Orang-orang mereka juga.”

“Maksudnya petugas-petugas dari Jawa?”

"Bukan, orang-orang komunis.”

Buya terhenyak,

“Jadi perkiraan kita itu benar.”

“Ya...”

“Bagaimana kekuatan mereka?”

“Sangat kuat. Kita tidak sanggup melawan. Bahkan Jawara-jawara dari beberapa kampung sudah terpengaruh. Siapa yang tidak terpengaruh oleh uang. Menjual kampung pun mereka mau,”

Buya mengangguk-angguk. Ia cuma tidak menyadari kalau persoalannya sudah sejauh itu. Kini preman-preman kampung sudah ada di pihak mereka.

“Kita harus merencanakan sesuatu,” kata Syafei.

“Ya. Saya sedang berpikir apa tindakan yang mesti kita ambil.”

“Kamu tahu apa tujuan mereka?”

“Menurut informasi, kelompok mereka sangat kejam. Sudah banyak kampung-kampung lain yang mereka hancurkan. Mereka membakar rumah. Membunuh.”

“Saya heran, untuk apa lobang itu?”

“Menurut Buya untuk apa?”

“Itutah yang sedang saya selidiki.”

“Untuk jadi kuburan kita sendiri.”

“Apa?”

Buya terbelalak. Ia tidak menduga sama sekali kalau lobang itu akan digunakan untuk kuburan mereka sendiri.

Sudah hampir dini hari, baru Syafei pergi dari rumah Buya, Setidaknya bagi Syafei ia sudah mendapat

142