Halaman:Rimba-Rimba.pdf/157

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

kejam dan bahkan tidak segan-segan membunuh atau membakar rumah.

“Yang tidak patuh kepada kamu akan diganti. Bahkan tidak hanya sampai di situ, mereka juga akan dihabisi.”

Lelaki yang punya bekas luka di pipi kirinya itu menggertak dengan suara keras.

Besoknya rombongan itu datang lagi.

“Ini perintah dari orang penting. Setiap penduduk diwajibkan membuat satu lobang di belakang rumah mereka masing-masing. Lobang itu paling kurang sedalam dua meter dengan diameter satu meter. Ini perintah atau pasukan pusat akan menghancurkan kampung ini.”

Syafei tidak bisa berbuat banyak. Di bawah paksaan OPR itu, dia pun memerintahkan masyarakat untuk membangun lobang itu.

“Apa gunanya?” tanyanya beberapa penduduk.

“Tidak usah banyak tanya. Kerjakan saja,” ujar mereka.

Malamnya, Syafei mendatangi Buya Malin Mandaro di Jorong Jirek. Selama ini memang Buya Malin Mandaro adalah sahabat tempat berbagi cerita bagi Syafei.

“Saya mencium ada sesuatu rencana busuk Buya,” katanya.

“Saya juga. Mulai sekarang kita harus waspada.”

“Memang, kampung kita sekarang sedang dijadikan sasaran, Saya mendengar banyak walinagari yang mendukung PRRI sudah diganti. Buya tahu siapa penggantinya itu?”

“Siapa?”

”Hemm...licik...”

141