Halaman:Rimba-Rimba.pdf/134

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Tentara APRI kian mendekat. Johan dan kawan-kawannya kian terdesak dan kini hanya pasrah menerima nasib. Namun tiba-tiba beberapa letusan terdengar dan beberapa orang tersungkur. Sebuah truk juga meledak keras. Pasukan APRI itu kucar-kacir.

Johan tidak menyadari apa yang terjadi. Kemudian seseorang mendekat. “Saya Mangkuto. Komandan pasukan rimba di Lembah Gumanti,”

“Saya Johan, kami biasa disebut Harimau Campo.”

“Apa?”

“Jadi kalian Harimau Campo yang terkenal itu. Saya sudah menduganya. Kalian sudah gila ya, melawan tentara pusat dengan batu,” katanya.

“Bukan begitu, kami tidak sengaja lewat dan tiba-tiba saja tentara pusat muncul,” jawab Johan.

“Ayo di sini tidak aman.” Mereka kemudian menuju pinggir sungai, dan menghilang ke dalam semak belukar, menuju hutan lebat.

“Mau apa kalian siang-siang ke sarang musuh?” katanya.

Johan tidak segera menjawab. Ia tentu akan sangat malu untuk mengakui sebenarnya mereka menjemput beras dari sebuah kedai untuk keperluan mereka dan tentara rimba yang lain. Mangkuto menepuk-nepuk pundak Johan.

“Saya rasa kita pernah bertemu,” katanya memulai pembicaraan.

“Bertemu?”

"ya”

“Dimana?”

"Itulah yang saya ingat.”

"Tapi bukan pertemuan biasa.”

“Ya, tapi dimana?”