Halaman:Rimba-Rimba.pdf/130

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

“Sejauh ini mereka berhasil.”

“Apa? Dimana mercka membantai ulama. Akan saya bantai komunis-komunis itu.”

“Tenang. Tenang.”

“Panglima mengetahui akai busuk komunis itu. Rahasia itu sudah bocor dari Jakarta. Makanya dengan Sigap para ulama yang ada di Sumatera Barat dikumpulkan. Ratusan ulama di setiap daerah sudah diamankan. Di daerah kita ini puluhan orang disembunyikan di Sungai Abu. Tidak ada orang yang akan tahu tempatnya. Maka operasi itu dinamakan opErasi Aman Akhirat (AA). Kalian tahu siapa penanggungjawab operasi AA itu?”

”Siapa Mangkuto? Mudah-mudahan orang yang bisa dipercaya?”

“Memang orang yang sangat kita percaya.”

“Siapa?”

“Menunut kalian siapa? Coba tebak.”

”Kami tidak bisa menebak. Siapa?”

“Beni. Orang kepercayaan Panglima.”

“Apa?” Mansur dan Malik terlonjak.

Secepat kilat mereka menuju ke luar ruangan itu. Namun Mangkuto mengejar dengan cepat.

“Tenang dulu."

“Tidak bisa tenang lagi.”

“Kita harus segera kE Sungai Abu itu,” kata Malik lagi.

“Tunggu.”

“Tunggu apa lagi komandan,”

“Sebelum itu kita harus menemukan Harimau Campo. Kita tidak akan bisa mencapai Sungai Abu tanpa bantuan mereka.”

“Apa yang bisa diharapkan dari bocah-bocah itu?”