Halaman:Rimba-Rimba.pdf/128

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

“Itulah salah kalian sendiri. Kalian belum lihai dengan dunia intelijen.”

Mangkuto tertawa. Dua orang anak buahnya semakin tidak mengerti.

“Coba ceritakan dari awal, biar kamu mengerti,” pinta mereka berdua.

Mangkuto memang sengaja menahan-nahan cerilanya untuk membuat dua orang itu semakin penasaran.

Dia senang mengerjai anak buahnya itu. Anak buah yang ia anggap sudah lebih sebagai kawan sendiri. Awalnya pertemuan ketiga orang itu secara tidak sengaja. Waktu itu Mangkuto yang sedang duduk di kedai kopi melihat kedua orang itu.

Kedua orang itu waktu itu juga sedang minum kopi di tempat itu. Kedua orang itu berbicara tentang pasukan rimba, Mereka ingin bergabung tapi tidak tahu entah kemana. Mangkuto menangkap pembicaraan kedua orang itu. Akhirnya dia pun mengajak mereka untuk bergabung.

“Sadi bagaimana cerita lengkapnya komandan?” desak Mansur,

“Ha...ha...”

Mangkuto mencoba tertawa untuk memecah kebekuan itu.

"Ya. Mereka bertujuan melaksanakan operasi yang mereka sebut "rantai. Mereka menyusup ke dalam pasukan APRI dan sekarang menyusup ke dalam pasukan rimba. Dengan memanfaatkan operasi penumpasan pemberontak, mereka masuk jauh ke hutan-hutan kita. Tapi tujuan mereka bukan untuk membasmi pemberontakan. Namun untuk mematikan api-api perlawanati yang kemungkinan muncul dari ranah Minang. Mereka komunis,”