Halaman:Rimba-Rimba.pdf/121

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Sementara itu di sisi rimba lain, angin berhembus dengan kencang. Dedaunan jatuh. Sementara itu dari langit terlihat mendung mulai menghadang, Kabut hitam mulai berarak. Hewan-hewan hutan enggan untuk keluar.

Di sebuah pondok di pedalaman hutan Talang Babungo, seorang lelaki gundah. Sedari tadi ia hilir mudik. Air mukanya keruh.

Matanya merah. Beberapa kali digaruknya kepalanya yang hampir botak itu. beberapa kali juga diisap dalam-dalam daun enau itu. Sudah beberapa hari ini anak buahnya tidak mampu membawakan sebatang rokok pun dari kampung.

“Susah sekarang komandan, pasukan APRI menjamur.”

“Susah sekarang komandan, pasokan susah.”

Serta banyak alasan lain. fa tidak bisa marah. Suasana seperti sekarang ini memang serba susah. Dimana-mana posisi tentara rimba mulai terdesak. Rakyat takut untuk membantu mereka. Jika ketahuan membantu pasukan rimba, akan mendapat hukuman yang Sangat berat.

Beberapa hari yang lalu di pasar Alahanpanjang empat buah kedai dibakar karena sang pemilik dicurigai memberikan kebutuhan pokok kepada pemberontak. Lelaki itu kembali mengisap dalam-dalam daun enau yang digulung kecil.

Beberapa orang anak buah yang semula berada dalam ruangan itu sudah sejak tadi keluar. Mereka tahu sang komandan sedang tidak boleh diganggu. .

Mereka tidak ingin mengganggu atau juga menjadi sasaran kegundahan sang komandan itu.

“Siapa lelaki itu? Kenapa ia ada di dalam rimba seperti itu? Kenapa ia begitu mudah mengerjai Beni dan