Halaman:Rimba-Rimba.pdf/120

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

Sedangkan yang ikut mendekat ke pintu goa hanya lima orang.

“Komandan, Ishat..”

Mereka melompat riang. Beberapa orang sercra naik ke dalam truk.

”Truknya kosong..”

“Kita didahului.”

“Harimau Campo keparat..”

“Keparat....”

Alangkah kesalnya Beni menerima kenyataan itu. la melepaskan tembakan beruntun kearah tebing. Ia merasa sangat terkecoh. Dipermainkan. Ia tidak mau kehilangan muka di hadapan anak buahnya. Mengumpulkan mereka kembali. Dan menyelinap di balik batu-batu besar itu.

Suara tembakan tadi terdengar masyarakat. Beberapa orang terlihat mendekat, Mereka mengira ada penghadangan tentara pusat lagi.

“Ayo kita lihat apa yang terjadi,” ujar salah seorang dari mereka.

Beni tidak mau mengambil resiko. Kemudian memberi aba-aba kepada pasukannya dan menghilang dari bukit.

“Lanjutkan rencana cadangan.”

Begitu mantap perintahnya. Seakan-akan tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

Mereka menghilang di balik rimbunan pohon. Menyeruak ke dalam hutan belukar. Bersatu dengan bunyi alam yang tidak lagi bersahabat. Kali ini mereka harus mencari jalan baru. Merka tidak ingin melewati jalan yang biasa dilalui pasukan rimba. Terlalu berbahaya.104