Halaman:Rimba-Rimba.pdf/122

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

anak buahnya. Hanya dalam beberapa gerakan saja, empat anak buah Beni ambruk.”

“Tapi dengan begitu jelas ia telah membantuku. Untung ada dia. Kalau tidak saya bisa ketahuan Beni. Itu artinya celaka.”

“Siapa dia?”

“Apakah saya akan bertemu dengan pemuda itu lagi?”

“Setidaknya ta bisa diandalkan untuk operasi ini.”

la terus saja bertanya dalam hatinya sendiri. Peristiwa di hutan beberapa hari yang talu sangat memukul perasaannya. Waktu itu ketika Komandan Resor Solok memerintahkan Beni untuk mencari kembali truk itu, diam-diam dia pun membuntuti Beni.

la curiga Beni merencanakan sesuatu. Ia curiga terhadap lelaki itu. Namun sesampainya di pondok, hari sudah mulai gelap. Ia hampir ketahuan dan tertangkap tangan. Tapi tiba-tiba saja sekelabat bayangan membuyarkan kosentrasi Beni.

“Tok...tok...”

Pintu pondok itu diketuk dan seseorang masuk. Ternyata yang baru datang pangkatnya sama dengannya.

“Sejak dulu saya sudah curiga,” katanya.

“Tentang apa Kapten?”

“Beni. Saya curiga dia adalah anggota mereka?”

“Apa??"

“Tidak mungkin.”

“Dia tentara pusat?"

“Bukan.”

“Dia orang “rantat”.”

“Setidaknya saya sudah dapat bukti yang kuat.”

“Bukti? Mana? Ayo perlihatkan sekarang. Saya akan lapor pada Panglima Tertinggi.”