Halaman:Rimba-Rimba.pdf/116

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

“Lalu siapa yang Letnan perintahkan untuk menyerahkan dokumen itu?”

“Siapa?”

"Datuak Gagah.”

“Datuak Gagah?”

Ridwan terkejut. Namun ia tidak mau menanyakan lebih jauh, Ia berharap mudah-mudahan Datuak Gagah bisa dipercaya dan berhasil dalam menjalankan misinya menemui Suroso.

Beni yakin sebentar lagi rimba-rimba akan dikepung pasukan pusat. Tentara rimba yang ada di dalamnya kalau tidak menyerah, ya, mati.

Sementara di belahan hutan lain, Datuak Gagah bersama empat orang temannya bergegas dan lari bagaikan dikejar hantu. Dokumen resmi yang ada dalam genggamannya harus diberikan dengan cepat. Dokumen itu harus diberikannya pada tangan yang tepat.

Ia tahu, sekarang ini Suroso sedang berada di kawasan Alahanpanjang. Ia harus berhasil menemuinya.

“Datuak, sebaiknya kita berhenti di sini. Mungkin sudah aman. Kita sudah keletihan,” teriak Sutan Manti yang ada di belakangnya. Sementara Maswir, Udin Raman dan Udin Gapuak sudah terengah-engah di belakang.

“Apa sudah aman?" katanya.

“Ya. Sebaiknya kita buka sekarang. Apa isi dokumen itu.”

“Saya kecewa Datuak. Saya..., saya menyesal. Kita semua sudah tertipu,” ujar Manti.

“Ya. Semua itu salah kita sendiri, mengapa kita bisa ditipu Beni itu,” kata Datuak.

100