Halaman:Rimba-Rimba.pdf/112

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kemungkinan. Dengan cepat Beni mengambil sesutas tali dari dalam tasnya dan mengikat ke lengan.

“Kalian sudah pikun rupanya..”

“Maksud komandan..”

“Kalian sudah seperti tentara rimba saja.”

Mereka baru tersadar dari semua itu. Semenjak bergabung dengan pasukan rimba di tengah hutan mereka hampir lupa dengan posisi mereka sendiri sebagai agen komunis yang menyusup jauh ke dalam butan. Bagi pasukan pusat mereka sangat penting untuk memetakan lokasi musuh.

Mendengar ada beberapa pasukan rimba yang turun dari hutan. langsung saja beberapa tentara pusat yang sedang patroli mengarahkan senjata dan mengambil posisi tembak,

Suasana begitu panik. Tentara-tentara itu siap menembakkan senjatanya. Yang bagian depan sudah tiarap dan mengambil aba-aba untuk menembak. Sementara yang bagian belakang sudah siap dengan radio ingin mengontak pasukan yang lain.

Melihat gelagat seperti itu pasukan Beni juga bersiap untuk menembak. Sebagai pasukan khusus yang sudah berpengalaman di medan perang mereka langsung bergolek ke pinggir jalan dan siap menembak dengan senjatanya.

Suasana begitu tegang.

Salah sedikit saja bisa berakibat fatal.

“Komandan ...."

“Tunggu..”

“Jangan menembak...”

Suasana masih tegang dan mencekam. Kedua belah pihak masih membidik.