Halaman:Rimba-Rimba.pdf/107

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

Rekan-rekannya yang lain mendekat. Mereka tidak ingin kehilangan satu patah katapun dari sang komandan Itu.

“Apa?” kata lelaki berbadan gemuk.

“Ya..., beberapa hari lalu kami dikerjai pasukan tanpa identitas. Walaupun tidak ada yang hilang, namun itulah yang membuat kami curiga,” katanya.

Yang lainnya hanya manggut-manggut mencari ke arah mana pembicaraan pembicaraan itu akan berakhir.

“Jadi bagaimana sekarang?” katanya.

“Misi harus kita selesaikan segera.”

Yang lain masih juga manggut-manggut. Sebagian masih mendengarkan dengan cermat

“Tidak ada jalan tain. Truk itu harus segera ditemukan. Gunakan semua cara. Setelah itu. pasukan akan dibagi dua. Pasukan pertama 10 orang langsung menuju Sungai Abu dan selesaikan misi. Sedangkan sisanya bersiap untuk menghadang pasukan Mangkuto yang hendak ke Sungai Abu.”

Kemudian Beni metanjutkan ceritanya, diikat, tapi tidak ada satu pun barang yang hilang. Apa arti semua itu? Saya curiga mereka memang tidak meinginkan barang tetapi informasi.”

Yang lain diam. Sementara muka empat orang anggota Beni yang juga diikat mukanya merah padam. Mereka berang dengan keadaan itu.

Kemudian Beni mengeluarkan sesuatu dari dalam tas ranselnya. Sebuah pembalut seperti tulang dan sebuah kctas dikeluarkan dari tempat itu.

“Misi kita jelas. Ulama yang sudah kita asingkan itu harus dihabisi. Mereka akan jadi penghalang bagi komunis. Mereka musuh kita. Kita sudah hampir berada

91