Halaman:Rimba-Rimba.pdf/106

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

bagaimanapun juga ia tidak boleh mengabaikan ancaman sekecil apapun.

Di depan sebuah pondok tua yang berada di tepi sungai kecil, mereka berkumpul. Di tempat itulah mereka dikerjai orang-orang misterius itu. Dari raut wajahnya terlihat gurat-gurat keletihan.

Beni yang duduk persis di tengah memberi tanda kepada beberapa anak buahnya. Empat orang anak buah yang mendapat perintah dari komandannya itu cepat bergerak. Dua menuju utara dan dua orang ke selatan. Di bagian utara menghampar padang yang rumput. Sehingga siapapun yang yang menuju ke tempat itu akan terlihat Jelas. Sedangkan di bagian selatan merupakan hutan belantara. Sementara bagian kanan adalah tebing yang tinggi dan bagian kiri juga tebing yang dipisahkan sungai kecil itu.

Jika situasi gawat, mereka bisa melarikan diri kemanapun. Sangat banyak tempat persembunyian.

“Apa maksud pertemuan kita sekarang ini?” tanya beberapa orang yang ada di sana.
“Kita ada masalah,” ujar salah seorang dari mereka.
“Masalah?”
“Masalah apa?”
“Lebih jelasnya kita dengarkan penjelasan komandan,” ujarnya.

Kemudian Beni batuk-batuk kecil. Ia mengambil bungkus rokok dari sakunya. Membakarnya dan mengisap dalam-dalam.

Di kesatuan itu hanya dta sendiri yang mempunyai bungkusan rokok di suku. Kebanyakan anak buahnya hanya mengisap rokok daun.

“Kita ada masalah besar,” ujar Beni memulai pembicaraan.

90