Halaman:Revolusi dan Masalah Kebudajaan.pdf/15

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

rus mendjadi seorang jang revolusioner. seperti djuga tidak ada orang jang akan mengira bahwa setiap orang atau setiap orang jang revolusioner harus mendjadi seorang seniman, atau bahwa setiap orang jang djudjur, karena alasan kedjudjurannja, harus mendjadi seorang jang revolusioner. Mendjadi seorang jang revolusioner djuga berarti mempunjai suatu sikap terhadap kenjataan jang hidup; ada orang-orang jang menjerah atau menjesuaikan diri kepada kenjataan, dan ada orang-orang jang tidak dapat menjerah ataupun menjesuaikan diri kepada kenjataan itu dan mereka mengubah kenjataan itu; karena itulah mereka disebut orang-orang revolusioner. Akan tetapi mungkin djuga ada orang-orang jang menjesuaikan diri kepada kenjataan dan sementara itu mereka adalah orang-orang djudjur: ketjuali bahwa djiwa mereka bukanlah djiwa revolusioner, ketjuali bahwa sikap mereka terhadap kenjataan bukanlah satu sikap jang revolusioner. Dan tentu sadja mungkin ada seniman-seniman, dan seniman-seniman jang baik pula, jang tidak memiliki sikap revolusioner terhadap kehidupan dan djustru untuk kelompok seniman dan tjendekiawan sematjam itulah Revolusi akan menimbulkan persoalan.

Untuk seorang seniman atau seorang tjendekiawan jang mata duitan, untuk seorang seniman atau seorang tjendekiawan jang tidak djudjur, hal itu tidak akan pernah mendjadi persoalan; dia tahu apa jang harus dilakukannja, dia tahu apa jang mendjadi kepentingannja, dia tahu kemana dia harus pergi.

Persoalan jang sesungguhnja akan timbul bagi seniman atau tjendekiawan jang tidak memiliki satu sikap revolusioner terhadap kehidupan akan tetapi sekalipun begitu dia adalah seorang jang djudjur. Djelas bahwa orang jang mempunjai sikap terhadap kehidupan, apakah dia seorang revolusioner atau bukan, apakah dia

14