Halaman:Puisi Afrizal Malna; Kajian Semiotika.pdf/52

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
c. (ada) Bunga dan bensin di halaman.
d. (kalian) Teruslah mengaji (,) dalam televisi bewarna itu,
e. (halo) dada.

Pola klausa (a) adalah S-P. Klausa itu menghilangkan subjeknya, yaitu saya aku lirik penyair. Hal itu menunjukkan kalimat deklaratif, mengumumkan si aku lirik ingin istirahat atau menarik diri dari suatu tempat atau keadaan. Struktur tersebut menunjukkan bahwa subjek merasa bosan, tetapi masih dapat sedikit "tersenyum" melihat kemuakan yang berlangsung, yaitu yang terus terjadi di dalam citraan dunia televisi.

Klausa (b) menjelaskan penarikan dirinya: saya sedang bunuh diri sebentar. Klausa tersebut berpola S-P, juga menunjukkan kalimat deklaratif yang sedang berlangsung. Yang bersifat paradoks dalam klausa ini adalah kata sedang dan sebentar yang mengisyaratkan bahwa tindakan itu sebagai sesuatu yang mudah dan ringan atau sebentar saja. Cara bunuh diri itu mungkin saja dilakukan dengan mudah, seperti dengan menghanguskan diri dengan bensin.

Klausa ada bunga dan bensin di halaman adalah kalimat berpola S-K, keterangan tempat di halaman dilengkapi dengan tanda bunga, dan bensin hanyalah tanda indeksikal yang diada-adakan untuk bunuh diri.

Klausa (d) merupakan klausa imperatif S-P-K dan diikuti oleh klausa (e) klausa sapaan. Klausa (d) (kamu) teruslah mengaji mengisyaratkan kegiatan menghadap, yaitu memelototi pesawat televisi disejajarkan dengan kesakralan "mengaji" dalam kosakata agama Islam, yaitu untuk mengkaji kitab suci dan memahaminya. Kata mengaji merupakan metafora langsung yang dipakai untuk memperlihatkan kekhusyukan untuk menyaksikan sihir yang dihadirkan oleh televisi. Jadi, televisi pada sajak tersebut diandaikan sesuatu yang dihadapi oleh sang penonton sebagai bentuk "penyembahan" terhadap pesonal yang bernama televisi. Klausa terakhir "dada" tampaknya bukan tidak mengadung maksud sebagai "dada" yang tidak bermakna, tetapi itu mungkin juga sebagai pelesetan dari kata dada "selamat tinggal" bagi penyembah berhala-berhala baru.

38