Halaman:Puisi Afrizal Malna; Kajian Semiotika.pdf/51

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Tanda ikonik televisi mewakili sebuah dunia yang menghadirkan rayuan dunia konsumtif melalui iklan. Asumsi ini tampaknya kuat karena media televisi menjadi perantara yang efektif untuk membangun tonggak akumulasi konsumsi masyarakat. Di dalamnya berlaku logika kapitalisme dan konsumsi massa, yaitu bagaimana massa terserap menjadi bagian dari rantai kapitalisme di dalamnya. Strategi itu, terutama ditempuh oleh para produser dengan menampilkan permainan semiotik dan politik pertandaan yang intensif melalui citra dan penyajian komoditas yang menawarkan kesenangan libidinal bagi massa. Maka penampakan, yaitu penampilan kulit luar komoditas yang berupa apa saja itu seolah menjadi tujuan. Dalam pengertian, pesan utama yang dikonsumsi di sini adalah citra itu sendiri. Slogan medium is the message, seperti dikemukakan oleh McLuhan diwakili oleh dunia televisi melalui iklan. Bagi penulis sajak dada, seperti Malna, ikon televisi tidak lebih dari sekadar alat dari rezim yang menawarkan kamuflase dan kekosongan makna yang bersifat profan dan hampa.

Dalam hubungannya dengan sajak tersebut, makna yang ingin disampaikannya adalah tentang kekosongan dari yang ditawarkan oleh media. Gagasan yang disampaikan dalam sajak itu mengandung pandangan nihilisme, yaitu kesemuan yang diidap oleh massa konsumer. Oleh karena itu, sajak tersebut mengandung penertawaan dan cemoohan bagi kekosongan yang dikonsumsi oleh massa.

Melihat judul sajak tersebut, antara judul sajak dengan bait di bawahnya tidaklah serangkai, dalam arti sebagai satu kalimat. Representasi pengucapan sajak Chanel OO dapat pula ditambahkan sebagai bunyi seru [!] Chanel OO!, yaitu sebagai kata serapan kepada sesuatu. Hal itu dapat dihubungkan dengan larik pertama yang hanya terdiri dari satu kata dan satu tanda koma [,].

Berikut adalah untaian klausa dengan menghadirkan kata yang mungkin saja dilesapkan.

a. (saya) permisi
b. saya sedang bunuh diri sebentar.

37