Halaman:Puisi Afrizal Malna; Kajian Semiotika.pdf/49

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Seperti telah dikemukakan pada bagian bab dua bahwa makna puisi dada tidak dapat ditemukan. Akan tetapi, dari puisi yang berjudul “Chanel OO”, kita sebenarnya dapat menganalisis Sistem pertandaannya. Tiap-tiap kalimat dalam sajak itu ditulis dalam huruf besar. Judul juga demikian.

Judul sajak “Chanel OO” mengandung kesamaran pengucapan, yaitu apakah judul ini dilafalkan sebagai bunyi “Chanel OO", yaitu “OO” sebagai huruf vokal ataukah “OO” sendiri adalah angka yang dilafalkan sebagai “nol nol”. jika judul sajak tersebut dimaksudkan sebagai “OO” huruf vokal, huruf “OO” itu menimbulkan kesan pengucapan dengan nada yang biasa dipakai apabila kita sedang menghadapi sesuatu yang muncul tiba-tiba, pernyataan yang mengesankan orang yang menghadapinya terlihat agak terkejut, atau hal itu juga menandakan perasaan geli, “00” (baca: ow, ow!). Hanya saja dalam judul puisi itu tidak ditemukan tanda seru. Hal itu menimbulkan kesan kegelian subjek, kegelian itu memunculkan Suasana komikus dan bahkan kesinisan.

Kemungkinan kedua adalah (Chanel OO) merepresentasi kekosongan tanda indeksikal dan sekaligus Simbol tanda “00” (nol nol). “Nol nol” adalah tanda yang berlaku dalam suatu sistem yang biasanya melibatkan suatu perhitungan pada suatu objek tertentu, seperti pada dunia fisika, matematika, dan sebagainya. Akan tetapi, dengan petunjuk indeksikal “Chanel”, jelas di sini “OO” menandakan sebuah lambang yang digunakan dalam dunia elektronik dan komunikasi.

Tanda chanel itu biasanya terdapat pada radio, yang menandakan bahwa hal itu merupakan penanda gelomhang atau frekuensi. Selain itu, chanel yang umum dipakai menunjukkan saluran siaran di televisi. Jadi, hal yang ditunjukkan dari judul puisi ini adalah suatu saluran siaran ditelevisi. Namun, siaran televisi yang bagaimanakah sehingga ia diberi nama Chanel OO. Secara harfiah, kesan yang timbul dari judul tersebut adalah “saluran kekosongan”. saluran atau program yang pada galibnya menghadirkan kekosongan, atau lebih tepatnya kesemuan yang dihadirkan oleh siaran siaran “sampah” di dalam dunia hiburan dan televisi.

35